Informasi Film
- Quality: WEBDL
- Country: United Kingdom, Australia, United States
- Artist: Olivia Colman, Benedict Cumberbatch, Kate McKinnon
- Sutradara: Jay Roach
- Genre: Comedy
- Rilis:
Sinopsis
The Roses (2025) Theo dan Ivy Rose tampak menjalani kehidupan yang sempurna: rumah megah di pinggir pantai, dua anak yang menawan, dan karier yang tampak tak terhentikan—Ivy sebagai koki sukses dengan brand ternama, sementara Theo sebagai arsitek visioner yang disegani. Namun saat arsitektur tak lagi menjadi ladang kemenangan dan Ivy melesat ke posisi puncak dapur dunia, neraca domestik mereka pun miring. Peran terbalik ini memicu kecemburuan halus yang kemudian meledak menjadi peperangan senyap di antara kaleng sampah dan gelas anggur berserakan.
Theo merasa tercabut dari identitasnya, ia jadi ayah rumah tangga dengan ruang kerja di loteng kosong, sementara Ivy menyalakan dunia gastronomi—dan malam demi malam, tatapannya ke meja makan jadi medan kompromi yang rapuh. Diet pembicaraan sopan berubah menjadi racun verbal saat Ivy mulai mempertanyakan siapa yang sebenarnya membiayai rumah, dan Theo mulai merencanakan pembalasan lewat batas kekeluargaan. Ketika Ivy memutuskan untuk menjual rumah itu dan memutar ulang kenangan mereka lewat dekorasi minimalis, Theo menanam bukti-bukti kecil berupa kuitansi pahit dan foto lama, mempersenjatai dirinya untuk pertarungan harta, harga diri, dan cinta yang beracun.
Permainan kekuasaan yang awalnya tersembunyi di balik “sampai maut memisahkan kita” berubah menjadi saga komedi gelap: Ivy membujuk anak untuk memilih pihaknya, Theo mengalihkan tagihan listrik ke nama Ivy, dan pasangan yang dulu berbagi selimut kini berbagi retorika pedas di ruang tamu yang menggema. Semua berpuncak ketika mereka duduk di meja mediasi bersama pengacara flamboyan—teh tawar digantikan tembakan tajam dari akta cerai—dan menyaksikan mimpi keluarga ideal mereka tercabik di depan mata.
The Roses menautkan ambisi, cakar keberhasilan, dan pahitnya pengkhianatan menjadi satu paket satir pernikahan modern. Di tengah tawa getir dan kericuhan rumah tangga, film ini menegaskan bahwa kasih sayang bisa jadi senjata—atau bom waktu. Akankah mereka bangun dari ledakan itu sebagai dua individu baru, atau hanya reruntuhan tinggal nama yang sempat dipanggil “kami”?